Bupati Sudewo Muncul Perdana Usai Didemo Warga Pati, Mengaku Siap ‘Dikuliti’ Pansus Hak Angket

 

Bupati Sudewo Muncul Perdana Usai Didemo Warga Pati, Mengaku Siap ‘Dikuliti’ Pansus Hak Angket

Setelah sempat menghilang dari sorotan publik pasca aksi demonstrasi besar-besaran di Kabupaten Pati pada 13 Agustus 2025, Bupati Pati, Sudewo, akhirnya muncul kembali. Kehadirannya menjadi perhatian, mengingat sebelumnya ia sempat menuai kritik tajam atas gaya bicaranya yang dianggap arogan dan memicu kemarahan warga. Kini, dalam penampilan perdananya, Sudewo hadir dengan sikap yang jauh lebih bersahaja dan menyampaikan kesiapannya untuk menghadapi proses politik di DPRD Pati melalui Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket.



Momen kemunculan perdana ini sekaligus menjadi panggung bagi Sudewo untuk menjelaskan keberadaannya selama ia “menghilang” dari publik, menanggapi isu kesehatan, serta menunjukkan posisinya terhadap dinamika politik yang kian memanas di Pati.


Kemunculan Perdana dalam Acara Raimuna

Sudewo memilih acara pelepasan kontingen Raimuna Daerah XIII Kwartir Cabang Pati sebagai momentum untuk tampil kembali di depan publik. Acara yang sarat nilai kepramukaan itu menjadi titik balik baginya untuk menunjukkan bahwa ia masih menjalankan perannya sebagai kepala daerah.

Dalam kesempatan tersebut, berbeda dengan gaya sebelumnya, Sudewo tampil dengan nada yang lebih tenang. Tidak lagi terdengar ucapan menantang yang sebelumnya kerap memancing kontroversi. Ia seolah berusaha menunjukkan wajah baru: seorang pemimpin yang bersedia mendengarkan dan menghadapi kenyataan politik yang ada.

Bagi sebagian masyarakat, perubahan ini menjadi sinyal positif. Namun, bagi lawan politiknya, kemunculan perdana Sudewo tetap dianggap sebagai langkah defensif setelah tekanan publik begitu kuat pascademo.


Penjelasan atas Ketidakhadirannya

Ketidakhadiran Sudewo setelah demo besar sempat memunculkan banyak spekulasi. Ada yang menilai ia sengaja menghindar dari publik, ada pula yang mengaitkan dengan kondisi kesehatannya.

Menjawab hal itu, Sudewo menegaskan bahwa ia tidak pernah benar-benar meninggalkan tugasnya. Menurutnya, ia tetap berada di kantor, menandatangani berbagai dokumen, dan memastikan roda pemerintahan tetap berjalan. Ia juga menyampaikan bahwa baru saja kembali dari Jakarta setelah menghadiri rapat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) serta bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum. Sebagai Wakil Ketua Umum 1 APKASI, ia mengaku harus melaksanakan tanggung jawab tersebut di luar daerah.

Selain alasan dinas, Sudewo juga menyebut kondisi kesehatannya sempat menurun, namun kini sudah pulih. Pernyataan ini seolah menjadi klarifikasi atas isu-isu yang berkembang mengenai dirinya.


Sikap terhadap Pansus Hak Angket

Salah satu poin terpenting dari pernyataan Sudewo adalah sikapnya terhadap proses pemakzulan yang tengah bergulir di DPRD Pati. Ia menegaskan siap menghadapi Pansus Hak Angket, bahkan dengan istilah “siap dikuliti” oleh DPRD. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa ia tidak berusaha menghindar, melainkan bersedia menjalani mekanisme politik sesuai aturan yang berlaku.

Dengan sikap ini, Sudewo ingin menekankan bahwa ia menghormati jalannya demokrasi di tingkat lokal. Panitia Khusus Hak Angket merupakan instrumen konstitusional DPRD untuk menyelidiki dugaan pelanggaran oleh kepala daerah. Dengan menyatakan kesiapan diperiksa, Sudewo mencoba menunjukkan sikap legowo, meski posisinya tengah berada dalam sorotan tajam.


Perubahan Nada dan Sikap Politik

Jika sebelumnya Sudewo dikenal dengan gaya bicara yang keras dan sering menantang kritik, kali ini ia tampak berusaha meredam tensi politik. Perubahan nada bicara itu terlihat jelas dalam pernyataan-pernyataannya. Ia tidak lagi menggunakan kata-kata provokatif, melainkan lebih condong pada ajakan menghormati proses dan menjaga kondusivitas.

Perubahan sikap ini bisa dibaca sebagai strategi politik untuk meredam konflik. Sudewo tampaknya menyadari bahwa resistensi publik terhadap dirinya semakin besar. Dengan tampil lebih tenang, ia ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat sekaligus mengurangi tekanan politik dari DPRD.

Namun, di sisi lain, ada pula yang menilai perubahan sikap ini hanya bersifat sementara, sekadar respons terhadap situasi terkini. Pertanyaannya, apakah konsistensi sikap baru ini akan benar-benar dipertahankan Sudewo, atau kembali ke pola lama begitu tekanan mereda?


Roda Pemerintahan Tetap Berjalan

Dalam keterangannya, Sudewo memastikan bahwa meski dirinya sempat jarang terlihat, pemerintahan Kabupaten Pati tetap berjalan normal. Pelayanan publik kepada masyarakat tidak terganggu, dan birokrasi tetap bekerja sesuai fungsinya.

Penegasan ini penting untuk menepis anggapan bahwa absennya Sudewo dari panggung publik membuat pelayanan kepada masyarakat terhambat. Sebagai kepala daerah, ia berusaha menunjukkan bahwa dirinya tetap memegang kendali atas jalannya pemerintahan.


Respon Masyarakat dan Tekanan Publik

Kehadiran kembali Sudewo tentu tidak lepas dari reaksi masyarakat. Sebagian warga menilai bahwa kemunculannya adalah bentuk tanggung jawab, meski terlambat. Namun, masih banyak juga yang skeptis dan menganggap pernyataan Sudewo belum cukup menjawab persoalan yang mendasari kekecewaan publik.

Demo besar yang terjadi sebelumnya mencerminkan adanya ketidakpuasan terhadap gaya kepemimpinan Sudewo. Meskipun ia sudah berupaya meredam suasana dengan nada lebih bersahaja, kepercayaan publik tidak serta-merta pulih. Butuh konsistensi sikap dan langkah nyata dalam kebijakan untuk benar-benar meyakinkan masyarakat.


Dinamika Politik Pati yang Memanas

Proses Hak Angket di DPRD Pati menjadi sorotan utama dalam dinamika politik lokal. Pansus memiliki kewenangan besar untuk menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan kepala daerah, dan hasilnya dapat berujung pada rekomendasi pemakzulan.

Situasi ini membuat posisi Sudewo semakin terjepit. Di satu sisi, ia mencoba tampil tenang dan siap menghadapi pemeriksaan. Di sisi lain, tekanan politik dari DPRD maupun masyarakat terus meningkat. Dinamika ini diprediksi akan terus berlanjut hingga Pansus benar-benar mengambil keputusan.


Pelajaran dari Kasus Sudewo

Kasus yang menimpa Bupati Pati ini memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, seorang kepala daerah harus mampu menjaga komunikasi publik. Gaya bicara yang menantang dan terkesan arogan bisa memicu konflik yang seharusnya bisa dihindari.

Kedua, transparansi dalam kepemimpinan menjadi kunci. Ketidakhadiran kepala daerah tanpa penjelasan yang jelas dapat menimbulkan spekulasi negatif. Baru setelah Sudewo menjelaskan alasannya, sebagian publik mulai memahami, meski rasa skeptis masih kuat.

Ketiga, penghormatan terhadap mekanisme politik adalah bentuk kedewasaan demokrasi. Dengan menyatakan siap menghadapi Pansus Hak Angket, Sudewo memberikan contoh bahwa seorang pejabat publik harus legowo diperiksa oleh lembaga pengawas.


Penutup

Kemunculan perdana Bupati Sudewo setelah aksi demo besar di Pati menjadi titik balik penting dalam perjalanan politiknya. Ia tampil dengan sikap yang lebih bersahaja, menjelaskan alasan ketidakhadirannya, memastikan roda pemerintahan tetap berjalan, serta menyatakan siap menghadapi Pansus Hak Angket DPRD.

Meski begitu, tantangan besar masih menantinya. Kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya pulih, dan tekanan politik di DPRD semakin kuat. Apakah perubahan sikap Sudewo akan konsisten dan mampu meredam konflik, ataukah hanya sekadar strategi sesaat?

Jawaban dari pertanyaan ini akan ditentukan oleh konsistensi langkah Sudewo dalam menghadapi dinamika politik dan tuntutan publik ke depan. Yang jelas, pernyataannya “siap dikuliti” Pansus Hak Angket menunjukkan bahwa ia tidak berniat menghindar, melainkan bersedia menjalani proses politik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama